Chloe

Pasangan suami istri Catherine (Julianne Moore) dan David Stewart (Liam Neeson), memiliki pekerjaan yang baik, dan seorang putra berusia 17 tahun, Michael (Max Thieriot). Mereka tinggal di Kanada, di Toronto, Ontario. Catherine menduga David mengkhianatinya, karena itu, menyewa escort bernama Chloe (Amanda Seyfried) untuk menggoda David dan melaporkannya kembali kepada Catherine dengan rincian tentang apa yang terjadi. Melalui kejadian tak terduga, gadis muda itu menempatkan keluarga tersebut dalam bahaya

sumber : http://www.21cineplex.com/



Movie Review : The Lovely Bones [2009]

Nah hasrat nonton film Lovely Bones sedari dulu akhirnya sukses juga, puas rasanya mengingat saya selalu mengagumi semua karya Peter Jackson sebelum film ini.
 .
Poster Film The Lovely Bones
.
Resolusi yang ingin diwujudkan oleh Sutradara yang kerap memakai teknology digital dalam setiap karyanya ini mungkin direspon kurang positif oleh penggemarnya, nama besar Lord Of The Ring dan Kingkong jelas menjadi batu sandungan yang akan selalu menghantui segala aspek kemungkinan terburuk dari drama adaptasi karangan Alice Sebolt ini. okelah Kingkong kita singkirkan terlebih dahulu meski film monyek raksasa tersebut masih sangat megah kecuali naskahnya yang berada pada level aman, adaptasi sebelumnya sungguh merupakan mahakarya yang terus terang berbeda level bila harus disandigkan dengan film Lovely Bones ini. namun usaha keras itu bukannya tidak ada, kisah tentang Sussie yang kental dengan aroma drama pembunuhan ini diterjemahkan dengan sangat baik, padaahal secara cerita sebenarnya agak sederhana. point possitif karya Peter Jackson ini [juga dalam versi Kingkong] terletak pada visualisasi mewah tiap scene yang dibangun sesuai suasana hati pemainnya.

 .
Pemain : Mark Wahlberg, Susan Sarandon, Rachel Weisz, Stanley Tucci, Saouirse Ronan, Michael Imperioli, Jake Abel, Amanda Michalka.
Sutradara : Peter Jackson
Naskah : Fran Walsh dan Philippa Boyens
Tanggal Rilis : 7 April 2010 [Indonesia]
Durasi : 136 Menit
Jenis : Drama, Fantasy, Thriller
Tagline : The Story Of A Life And Everithing That Came After
Distributor : Dreamwork SKG
.
Sinopsis : Susie Salmon (Saoirse Ronan) sebenarnya hanya ingin mencari jalan paling singkat menuju rumahnya saat pulang sekolah. Celakanya ide sederhana ini berubah menjadi malapetaka ketika ia bertemu George Harvey (Stanley Tucci), tetangga Susie yang ternyata adalah seorang psikopat. Sayang semuanya sudah terlambat. George lantas memperkosa Susie dan menghabisi gadis belia ini. George kemudian memotong-motong tubuh Susie dan membuangnya di sebuah lubang di tempat yang terpencil. Tubuh Susie tak pernah ditemukan kecuali sepotong tangan yang tercecer saat George membuang tubuh Susie. Pasca kematian Susie ini, keluarga Susie mulai didera perasaan bersalah. Perlahan keluarga yang semula harmonis ini mulai terpecah belah. Jack (Mark Wahlberg), ayah Susie mulai sering mengurung diri sementara Abigail (Rachel Weisz), ibu Susie mulai dekat dengan detektif Len Fenerman (Michael Imperioli) yang menyelidiki kasus kematian Susie. Pada saat petunjuk mengenai kematian Susie mulai terungkap, George Harvey telah lama menghilang sementara keluarga mendiang Susie pun sudah terpecah-belah.
.
Review : Tidak ada yang keliru memang bila Peter mengangkat tema Drama, namun jujur bukan disinilah bidang Peter. meski baik LOTR maupun Kingkong masih berbau drama, tapi berbeda dengan drama yang diracik disini, film ini serasa kehilangan sentuhan Peter yang megah dan raksasa tanpa ada monster ganas seperti dalam LOTR dan tidak ada dinosaurus ngamuk seperti dalam Kingkong, jelas pilihan bangting setir ini bagi saya hanyalah uji coba dari Peter Jackson saja dengan bermain-main diluar kebiasaannya. akting pemainnya lantas hanya mengandalkan sussie seorang, Mark Walhberg tidak berkembang meski dibeberapa bagian terlihat menonjol. Susan Sarandon dan Rachel Weisz bermain baik namun masih berada dibawah film-film yang pernah membuatnya tenar sebelumnya, Stanley Tucci malah terlihat paling mempunyai greget dengan sifatnya yang misterius namun ternyata psikopat dan pelaku pelecehan seksual. Overall, mungkin meski hal ini tidak akan dipertahankan oleh Peter [semoga saja demikian] hemat saya, sebaiknya Peter menjauhi tema drama "sederhana" seperti ini. meski tetap karya yang satu ini tidak boleh dilewatkan begitu saja, namun gebrakan selanjutnya setidaknya jangan kemabli bermain-main dengan genre drama yang terbukti tidak laris dipasaran ini. Peter mungkin sudah kapok, dan hebatnya proyek Tintin dan The Hobbit bersama Steven Spielberg dan Guillermo Del Toro akan menandai kembalinya sang sutradara ke jalan yang benar yaitu fantasy.
Majalah Film Edisi Mei yang terbit bulan April 2010 diantaranya ada Total Film, Movie Monthly, dan Cinemags, dari ketiga majalah tersebut hingga hari ini masih M2 yang sudah gue boyong dari lapak, yang lainnya masih nunggu duit tambahan. btw semua cover majalah bulan ini sangat bagus semua, dan itupun rata-rata memasang Iron Man 2 kecuali M2 yang kali ini memasang Prince Of Persia : The Sand Of Time. namun secara isi sepertinya tidak jauh berbeda yaitu Iron Man 2, Prince Of Persia : The Sand Of Time, dan Nightmare On Elm Street, serta Kick Ass. bagi kalian yang ingin melengkapi daftar referensi film, ketiga majalah ini sangat cocok. wah jadi nggak sabar mau membabat habis semua majalah bulan ini, sebelum filmnya [Iron Man 2] muncul di bioskop minggu depan


Price
Total Film : Rp 37.000
Movie Monthly : Rp 32.500
Cinemags : Rp 37.000
Cast : Leonardo DiCaprio (Teddy Daniels), Mark Ruffalo (Chuck Aule), Ben Kingsley (Dr. Cawley), Max Von Sydow (Dr. Naehring), Michelle Williams (Dolores Chanal), Jackie Earle Haley (George Noyce).
Sutradara : Martin Scorsese
Naskah : Laeta Kalogridis dan Dennys Lehane
Tanggal Rilis : 3 Maret 2010 [Indonesia]
Durasi : 138 Menit
Genre : Crime, Drama, Mystery, Thriller,
Tagline : Someone Is Missing
Distributors : Paramount Picture

Review : Akhirnya nonton juga film ini, setelah menunggu lama dan setelah makin penasaran karena membaca ulasan baik dari blog film tetangga sebelah maupun media cetak seperti majalah film hasrat untuk nonton film ini makin serius saja. Martin Scorsese adalah sutradara yang sangat perfeksionis untuk urusan kualitas filmnya, tengok saja vitamin yang selalu diberikannya pada karya sebelum film ini kelar. rata-rata semuanya kelas A dan dipastikan selalu berujung pada acara festival bergengsi sedunia, hebatnya lagi kini dia memiliki anak asuh yang sangat tepat bernama Leonardo DiCaprio yang tak pernah bermain cetek disetiap filmnya kecuali The Beach yang memang rusak parah dari berbagai sisi. jelas kolaborasi keduanya merupakan tambang emas yang sangat berkualitas tinggi untuk kemudian dinikmati dalam sajian seni yang pekat dengan makna, meski terdengar terlalu serius. namun tidak melulu membuat film ini harus dihindari oleh penonton umum mengingat pembuktian kali ini adalah penguasaan tangga Box Office yang perkasa sebelum beberapa film popcorn datang menjegalnya, hal ini juga menjadi ending yang sama dengan The Departed yang juga laris manis dipasaran sekaligus berkualitas tinggi yang sanggup memenangkan berbagai piala bergengsi semacam Oscar.

Sinopsis : Film ini secara umum (21cineplex.com) Tahun 1954, dua Marshall Amerika menyelidiki hilangnya salah seorang pasien di rumah sakit para tahanan disebuah pulau di Massachusetts. Mereka menemui banyak rintangan saat mereka menginterogasi kepala rumah sakit, badai dahsyat dan semua keganjilan-keganjilan disekitar rumah sakit tersebut.


Keganjilan demi keganjilan yang datang menuruni setiap scene film ini terlihat begitu fantastis dengan penghayatan tingkat tinggi dari semuar element dalam filmnya, Leonardo bermain terbaiknya sebagi Teddy disini. kualitas aktingnya begitu baik sejajar dengan performa sebelumnya dalam Revolutionary Road, The Departed, dan Blood Diamond. selain Leo, hampir semua pemain begitu sempurna dalam penghyatan karakter yang diembannya, terhitung mulai Mark Ruffalo, hingga Haley yang sebentar lagi akan kita lihat lagi aktingnya dalam Nightmare On Elm Street sebagai Freddy. selain cerita dan kualitas Akting dari pemainnya, film ini juga sangat mengusung suasana noir yang kental dan detail. iringan musik score dan beberapa penggalan lagu klasik membuat tingkat kemisteriusan film ini makin terjaga dengan baik untuk mengantarkan penonton pada ending yang yang kerap membuat orang takjub tentang apa yang sebenarnya terjadi, penggambaran halusinasinya juga begitu indah sekaligus menakutkan dan mencekam untuk kita dalami.

Overall, terlalu lebay memang jika kita menanjungnya setinggi langit. namun hal itu kemudian dapat dimaklumi mengingat keakuratan dan tingkat detail yang diberikan begitu hangat dan sangat berkualitas melebihi ekspektasi penonton sebelumnya, untuk malasah ending 20 menit terakhir dalam film ini bukanlah masalah hal itu kemudian seperti gampang ditemukan kunci jawabannya. namun perjalanan menuju ending dari awal film ini membuat kita bilang bahwa inilah mahakarya berkualitas yang patut diapresiasi lebih mengingat tiap jengkal dari kisahnya dibuat setulus hati hingga berdampak manis yang akan dikenang oleh penonton setidaknya satu dekade kedepan.

Jelas Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton bila bioskop di daerah masih memutarnya, dan kemudian dikoleksi untuk konsumsi home video pada saat perilisan DVD/BD originalnya kelar nanti..


Movie Review : The Book Of Eli [2010]

Bagi saya tidak banyak aktor kulit hitam yang minimal baik secara akting maupun memiliki popularitas sebagai aktor favorit, dan jelas Denzel Washington berada dalam list pemain kulit hitam paling top selain Will Smith dalam dunia perfilman. film The Book Of Eli yang sedianya dirilis januari yang lalu memang menajdi incaranku sebagai film pembuka tahun 2010 selain Edge Of Darkness yang sudah sukses saya tonton awal tahun tersebut, namun ternyata khusus film Washington ini mengalami penundaan dalam perilisannya di Indoensia.

Poster Film The Book Of Eli [2010]

Secara umum film ini bercerita tentang (21cineplex.com) suatu masa di masa depan, tiga puluh tahunan setelah perang terakhir, seorang pria berjalan kaki menyusuri kota mati yang dahulunya adalah Amerika. Jalanan menjadi milik kelompok-kelompok jahat yang sanggup membunuh demi sepasang sepatu, seteguk air atau demi tanpa apa pun. Namun kekuatan mereka tidak sebanding dengan musafir ini. Seorang ksatria dengan sebuah tugas, Eli (Denzel Washington) mencari kedamaian, namun jika ditantang, ia akan mengalahkan semua penyerangnya sebelum mereka sadari kesalahan mereka. Bukan nyawanya yang ia jaga melainkan harapan untuk masa depan, sebuah harapan yang ia bawa dan lindungi selama tiga puluh tahun. Dorongan komitmen dan kepercayaan yang lebih besar dari yang ia miliki, Eli melakukan apa yang seharusnya ia lakukan dan terus menerus. Hanya ada satu lawan yang mengetahui kekuatan Eli, dan ia ingin merebutnya yaitu Carnegie (Gary Oldman), raja egois yang memimpin kota para pencuri dan penembak. Sementara itu, anak angkat Carnegie, Solara (Mila Kunis) terpesona oleh Eli karena alasan lain visi yang ditawarkan Eli melebihi yang dimiliki ayah tirinya. TIdak mudah mengalahkannya. Tidak ada tidak seorang pun dapat menghalanginya. Eli harus mencapai tujuannya dan membawa bantuan bagi umat manusia

Film ini pada awalnya memiliki pemandangan khas film lain yang beraroma post-apocalyptic atau jaman pasca kiamat semisal I Am Legend, The Road, Terminator Salvation, Waterworld, dan lain lain, kelebihan film ini mungkin terlihat pada imbuhan action dari Denzel dengan kelompok manusia yang semakin kanibal tersebut. konsep cerita yang bawa oleh film ini sedikit mengarah pada sisi religius dan mungkin lebih tepat sebagai film religius namun dengan tambahan action didalamnya, perjuangan Eli untuk melindungi buku ini sebenarnya cukup aneh apabila dia kemudian bertujuan untuk membuat manusia kembali menjadi manusia dan memiliki rasa kemanusiaan mengingat kondisi pasca kiamat di film ini menggambarkan manusia-manusianya memiliki cara berfikir yang instan dan primitif semenjak makin berkurangnya harapan untuk bertahan hidup secara standard semisal makan minum dan lainnya. imbuhan action jelas berpengaruh terhadap hasil akhir dari film ini, terlihat meski sedikit namun gaya "perang" yang diperlihatkan cukup maksimal ditengah dunia yang sudah tidak terurus dan sangat muram durja ini. Menilik kualitas acting terutama untuk Denzel Washington, dia bermain baik disini meski bagi saya masih berada jauh dibawah Indside Man [2006] dan berselisih tipis dengan American Gangster [2007]. dengan pakaian lusuh dan bibir kering serasa sudah berhari-hari belum minum namun memiliki insting bertarung yang jujur sangat hebat untuk kalangan orang yang sedang dilanda dehidrasi, Gary Oldman juga bermain bagus di film ini dan ternyata juga sanggup bermain dikarakter jahat yang berbanding terbalik dengan peran sebelumnya dalam film The Drak Knight [2008]. yang terlihat kurang mungkin akting Mila Kunis yang hanya kebagian peran "pemanis" dalam film ini, karakternya kurang berkembang meski cukup sentral dari awal hingga akhir selain kedua aktor diatas.

Overall, sangat disayangkan memang Denzel Washington mau terlibat dalam film ini mengingat temanya yang agak popcorn meski secara spesifik masih original terutama bagian pengembaraan ini setidaknya sebelum film ini belum ada yang mengangkat tema religius pasca kiamat, bagaimanapun Denzel tetap menjadi penyelamat film ini layaknya I Am Legend yang terlselamati oleh Will Smith tempo hari. dan bahkan beberapa pengamat mengatakan bahwa film The Book Of Eli merupakan salah satu film terburuk milik Denzel Washington, namun apapun itu film ini masih memiliki point positif. agak kurang begitu recomended kecuali bila anda memang menyukai kisah post apoclypstic semisal knowing dan kawan-kawannya.

Pemain : Dnezel Washington, Gary Oldman, Mila Kunis, Ray Stevenson, Jennifer Beals, Frances De La Tour, Micahel Gambon.
Sutradara : Albert and Allen Hughes
Durasi : 117 Menit
Penulis Naskah : Gary Whitta
Produser : Joel Silver, Denzel Washington, Susan Downey.
Distributor : Columbia Pictures
Homepage : http://thebookofeli.warnerbross.com/


Movie Box Office 16 - 18 April 2010



Daftar Box Office Mingguan [16 - 18 April 2010]
.
01. Kick Ass $ 19.282.000
02. How To Train Your Dragon $ 19.633.000
03. Date Night $ 16.720.000
04. Death At A Funeral $ 16.217.000
05. Clash Of The Titans $ 15.385.000
06. The Last Song $ 5.962.000
07. Tyler Perry's Why Did I Get Married Too $ 4.098.000
08. Alice In Wonderland $ 3.656.000
09. Hot Tube Time Machine $ 3.490.000
10. The Bounty Hunter $ 3.084.000


Note : Ternyata film adaptasi komik Kick Ass langsung menuju tangga Box Office, meski cuma mengais 19 juta lebih sedikit plus hanya terpaut sedikit dari How To Train Your Dragon. namun kemudian hal itu menjadi luar biasa karena sejatinya film ini bukan Iron Man ataupun Batman Begins yang terlihat serius, Kick Ass adalah film longor yang dikhususkan hanya bagi penonton remaja. selain film ini, ada juga Death At A Funeral yang hanya mampu berada diposisi nomer empat setelah Date Night. bagaimanapun Kick Ass masih tetap ditunggu kedatangannya ke bioskop Indonesia, karena selain itu bagi saya belum ada mood yang baik untuk kembali ke bioskop.

Indonesian Movie Award 2010 : Nominasi



Acara penghargaan perfilman Indonesia kembali akan diselenggarakan, sebelum hari penentuan siapakah yang membawa piala tersebut. saya iseng milih-milih siapa saja dan film apa saja yang bagi saya layak mendapatkan piala tersebut, bisa saja pilihan saya meleset jauh dan bisa pula sesuai dengan pilihan.

berikut adalah nominasi Indonesian Movie Awards

Nominasi Pemeran Utama Pria Terbaik:
1. Didi Petet (Jermal)
2. Mamiek Prakoso (King)
3. Mathias Muchus (Sang Pemimpi)
4. Oka Antara (Hari Untuk Amanda)
5. Tio Pakusadewo (Identitas)

Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik:
1. Atiqah Hasiholan (Jamila dan Sang Presiden)
2. Aty Kanser (Emak Ingin Naik Haji)
3. Fanny Fabriana (Hari Untuk Amanda)
4. Leony V. H. (Identitas)
5. Tika Putri (Queen Bee)

Nominasi Pemeran Pembantu Pria Terbaik:
1. Deddy Mizwar (Ketika Cinta Bertasbih 2)
2. Dwi Sasono (Wakil Rakyat)
3. Oka Antara (Queen Bee)
4. Verdi Solaiman (Ruma Maida)
5. Yayu A. W. Unru (Jermal)

Nominasi Pemeran Pembantu Wanita Terbaik:
1. Ayu Pratiwi (Emak Ingin Naik Haji)
2. Christine Hakim (Merantau)
3. Fanny Fabriana (Serigala Terakhir)
4. Meriam Bellina (Get Married 2)
5. Niniek L. Karim (Ketka Cinta Bertasbih 2)

Nominasi Pendatang Baru Pria Terbaik:
1. Chairil A. Dalimunthe (Jermal)
2. Iko Uwais (Merantau)
3. Kholidi Asadil Alam (Ketika Cinta Bertasbih 1)
4. Nazril Ilham (Sang Pemimpi)
5. Yayan Ruhian (Merantau)

Nominasi Pendatang Baru Wanita Terbaik:
1. Meyda Sefira (Ketika Cinta Bertasbih 1)
2. Oki Setiana Dewi (Ketika Cinta Bertasbih 1)
3. Olivia Lubis Jensen (Bukan Cinta Biasa)
4. Rahmi Nurullina (Ketika Cinta Bertasbih 1)

Nominasi Pasangan Terbaik:
1. Didi Petet dan Iqbal S. Manurung (Jermal)
2. Oka Antara dan Fanny Fabriana (Hari Untuk Amanda)
3. Tio Pakusadewo dan Rachel Amanda (Kata Maaf Terakhir)
4. Vino G. Bastian dan Reza Pahlevi (Serigala Terakhir)
5. Yama Carlos dan Atiqah Hasiholan (Jamila dan Sang Presiden)

Nominasi Pemeran Anak-Anak Terbaik:
1. Aldo Tansani (Garuda di Dadaku)
2. Amir Mahira (Garuda di Dadaku)
3. Iqbal S. Manurung (Jermal)
4. Amanda (Kata Maaf Terakhir)
5. Rangga Aditya (King)

Nominasi Soundtrack Terfavorit:
1. Bukan Cinta Biasa (Afgan)
2. Garuda di Dadaku (Netral)
3. Ketika Cinta Bertasbih (Melly dan Amee)
4. Main Serong (The Changcuters)
5. Sang Pemimpi (GIGI)

Nominasi Film Terfavorit:
01. Emak Ingin Naik Haji
02. King
03. Garuda di Dadaku
04. Get Married
05. Identitas
06. Jamila dan Sang Presiden
07. Jermal
08. Ketika Cinta Bertasbih
09. Ruma Maida
10. Sang Pemimpi

Note : Well, setelah memperhatikan siapa saja dan film apa saja yang dijagokan disini untuk aktor terbaik saya memilih Oka Antara, aktingnya disana sangat baik dan tidak berlebihan. untuk pemeran utama wanita sangat disayangkan hingga detik ini Emak Ingin Naik Haji belum juga saya tonton, jadi pilihan kembali kepada Fanny Fabriana dari Hari Untuk Amanda. untuk pemeran pembantu saya nyerah deh, Yayu A. W. Unru dari Jermal mungkin?, entahlah. nah kalo pemeran pembantu wanita, saya sangat menjagokan Meriam Bellina dalam Get Married 2, aktingnya seolah kita lupa bahwa dia itu aslinya orang kaya. pendatang baru pria-nya sepertinya akan jatuh kepada Kholidi Asadil Alam nih, jadi the next-nya Oka Antara. sedangkan dibagian wanita saya kurang begitu paham mengingat agak kurang begitu ngefans sama film KCB, cuma kalau berani nekad nebak sih sepertinya Meyda Sefira deh yang bakal bawa pulang pialanya. kalau pasangan terbaik tetap jatuh ke Hari Untuk Amanda, wez. dan untuk pemeran anak-anak, Amir Mahira aktingnya natural tuh jadi dia menurut saya yang paling cocok. hentakan Drum dari Netral untuk ukuran OST terbaik bagi saya, yang lain sih biasa aja tuh. nah tiba saatnya untuk memilih Film terbaik, ada sepuluh nominasi nih jadi inget nominasi Oscar bulan kemaren yang juga mencantumkan sepuluh film sebagai nominasi Best Picture. setelah mondar-mandir muter otak samapi kayak gangsing, akhirnya saya pribadi memilih Garuda Di Dadaku sebagai film terbaik/terfavorit apalagi setelah tau bahwa Hari Untuk Amanda tidak masuk nominasi, kandidat kuat dikategori ini adalah Rumah Maida. benar tidaknya tebak-tebakn ini bukanlah hasil final penghargaan tersebut mengingat acaranya masih lumayan lama


Kerajaan Film Kolosal 2010

Meski terbilang telat, membicarakan film-film yang akan dan yang sudah dirilis tahun 2010 ini masih sangat asyik untuk kemudian publikasikan dalam post kali ini. well tiap tahun Hollywood selalu rajin mengeluarkan sebuah film baik yang berbiaya rendah sampai film dengan dana yang lumayan mengkhawatirkan pihak studio selaku penyandang dananya, uniknya acapkali tema yang diusung oleh sineas-sineas Hollywood terkadang entah tanpa sengaja atau sengaja mereka memiliki visi dan pemikiran yang sama. bagi saya tahun 2009 lalu Hollywood mencoba membombardir penonton dengan sajian sci-fi bertema khusus tentang robot-robotan, indikasi ke arah sana terlihat dari Transformers, Avatar, Astroboy, Surrogates, dan lain-lain. kini keunikan tersebut tampak dalam tema usang yang akan kembali mengisi hiburan bioskop dengan tema kolosal, epic fantasy, maupun era pertengahan. gerombolan pasukan berkuda tersebut bukan hanya disemarakkan oleh Hollywood, asia lewat film kolosalnya sudah menguasai bioskop awal tahun ini. True Legend, Confucius, 14 Blades, dan lainnya mampu memberikan alternatif standard sebuah film kolosal mengingat negeri tirai bambu memang kebanyakan bertema kolosal.

Kembali ke Hollywood, untuk mempersempit pilihan dan daftar list awal tahun kita sudah dikawal oleh The Wolfman yang meski bernaskah kurang baik namun mampu menyajikan suasana muram kota inggris tempoe doeloe dengan sukses. berselang kemudian Alice In Wonderland melaju dengan raihan Box Office yang juga tinggi karena faktor ceritanya yang memang sudah melegenda serta atas nama Tim Burton hingga membuat ekspektasi penonton ikutan naik, How To Train Your Dragon datang dengan semangat vikings yang ternyata mampu dengan entengnya mengebiri gerombolan naga lucu berbentuk full animasi. di bulan April, aksi Perseus dalam menumpas monster-monster picik langsung merangkak di tangga Box Office. namun bulan April kolosal hanya diwakili oleh film Clash Of The Titans ini, kemudian kita akan meloncat dengan tiga film kolosal sekaligus yaitu Shrek Forever After, Robin Hood, dan Prince Of Persia : The Sands Of Time di akhir Mei. Shrek 4 yang digadang-gadangkan sebagai serial terakhir mungkin akan saya lewati akibat parahnya storyline bagian ketiga tahun 2007 yang lalu sehingga menyisakan Robin Hood yang mempertemukan Crowe pada tema kolosalnya yang sebelumnya sempat memberinya Oscar tersebut, apalagi semua element dari Gladiator ternyata kumpul bareng disini yang membuatnya begitu sangat dinantikan. Prince Of Persia menyandang beban berat dengan Disney dan Bukreimer dibelakangnya, hal ini akibat belum adanya film adaptasi game yang sukses secara komersial dan baik secara kualitas sebelumnya. Solomon Kane, Harry Potter : Deathly Hollow Part 1, Chronicles Of Narnia : The Voyage Of Dawan Threader, Tangled, Season Of The Wicth,  The Last Airbender, dan Jonah Hex adalah judul lain dari rentetan daftar film kolosal lainnya yang akan menggempur bioskop kita dengan sajian debu, kuda, kastil, dan semua element khas jaman baheula tersebut.

Dari sedikit list tersebut, saya memilih lima film unggulan yang bertema kolosal tahun ini. selera mungkin beda dan judul yang akan dirilis namun belum saya sebutkan akan saya masukkan pada kesempatan selanjutnya karena keterbatasan informasi, berikut film kolosal tahun ini yang sangat saya sukai (sudah ditonton) dan saya tunggu kehadirannya (belum ditonton) :

1. The Last Airbender
2. Chronicles Of narnia 3
3. How To Train Your Dragon
4. Prince Of Persia
5. Alice In Wonderland

dan Berikut adalah beberapa scene gallery film kolosal yang sudan dan akan muncul tahun 2010



Pemain : Oka Antara, Fanny Febriana, Noveletta Dinar, Aida Nurmala, Kinaryosih,
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Naskah : Salman Aristo, Ginatri S. Noer
Produser : Dedy Abdurachman
Tanggal Rilis : Januari 2010
Genre : Drama Romantis
Kategori : Home Video/VCD/DVD
Negara : Indonesia
Distributor : MNC Pictures, Visinema Pictures, 
Durasi : 95 Menit

Plot : Amanda [Fanny Febriana] dan [Reza Harardian] dalam sepuluh hari kedepan akan segera melangsungkan pernikahan, karena pekerjaan super sibuk sehingga membuat Amanda  kesepian dan mengurusi segala sesuatunya sendirian, sebuah kado dari Hari [Oka Antara] membuat Amanda kembali menemui Hari yang tak lain adalah mantan pacarnya. kedatangan kembali Amanda kerumah Hari hingga Hari mau mengantarkan undangan pernikahannya perlahan membuka kembali tabir masa lalu diantara keduanya, namun siapakah pilihan hati Amanda yang sesungguhnya??

Komentar Kami : Di jaman sekarang atau paling tidak dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, pergeseran tema film di negeri ini semakin mengarah kepada jenis yang seragam dan cenderung  monoton. karena sebelumnya tidak banyak tema horror yang diangkat segila dan semembeludak seperti sekarang, kreatifitas bukan dikembangkan pada genre selain komedi, drama, dan horror, melainkan tema "sampingan" yang bisa dikais dari 3 tema sentral tersebut. kemudian setelah habis digali dalam-dalam, ujung kendali selanjutnya disilang sesuka hati untuk mengaburkan perkiraan penonton akan tema yang sudah mulai jenuh dengan teori sebelumnya. tidak ada memang dalam satu film hanya terdapat satu macam genre, namun perkawinan silang yang banyak dilakukan oleh sineas-sineas beberapa tahun terakhir ini semakin kacau meski secara siasat-menyiasati kelesuan penonton dan secara hitungan ekonomis benar.

kawin silang disini mungkin berkonotasi negatif dan bahkan berujung kontroversi, namun hal itu terbukti sangat ampuh dihari pertama pemutaran atau hanya sekedar menghebohkan sampai menjubeli surat kabar dan berita-berita televisi terutama gossip pagi hari untuk menemani ibu-ibu memasak didapur dan membuat para orang tua, pengamat film, dan masyarakat umum prihatin dengan kondisi perfilman saat ini. bagi saya tema horror kawin silang dengan komedi nyaris membuat saya selalu prihatin apalagi ditambah doorprice aksi pamer paha, belahan dada, dan bokong semok. namun seperti biasa, kemudian akan datang sebuah karya seni "superhero" untuk menyelamatkan atau memberi gambaran lain dari tema horror-komedi-seks tersebut. bukan bermaksud men-superior-kan film ini, namun fakta yang terjadi tidak bisa kita tutup-tutupi bahwa film ini datang dengan semangat indie atau pengistilahan lain dari trend perfilman yang beraksen negatif seperti yang telah saya tulis diatas, film ini sangat baik kualitasnya daripada tema diatas dan itu jelas.

kembali ke filmnya, cerita tentang CLBK atau cinta lama bersemi kembali ini di susun dengan semangat akting pemain yang luar biasa baik. Oka Antara [Hari] seperti biasa aktingnya semakin baik saja hingga dalam setiap sikapnya mampu kita pahami dengan beberapa potongan sejarah cintanya yang "nampaknya" begitu manis dengan Fanny Febriana [Amanda] dan kembali datang untuk meyakinkan Amanda, begitu pula dengan Fanny Febriana yang cukup mengimbangi pesona Oka Antara. chermistry keduanya dapat dengan mudah membawa penonton kepada sebuah peristiwa yang dekat dengan keseharian kita apalgi bagi anda yang mempunyai kisah yang sama dengan film ini. untuk ukuran sebuah drama yang simple yang hanya dilakukan dalam satu hari kejadian, film ini jauh lebih berkualitas dibandingkan rombongan horror bikini yang merajalela belakangan ini.

sokongan kualitas akting dari para pemain bukanlah satu-satunya penolong film ini, karena twist yang diselipkan di penghujung film membuat karakterisasi dan alur yang makin mantab menjelang ending. adapun point positif lainnya datang dari soundtrack yang pas dan mampu memberi feel lebih pada jiwa film ini yang mengisyaratkan kegundahan akan pilihan hidup dan pilihan kekasih terbaik bagi Amanda, film ini adalah sebuah drama hidup seorang Amanda dan kepada siapa hati Amanda yang sesungguhnya dilabuhkan.

pada akhirnya mengulik semua vitamin film ini menyadarkan saya akan sesuatu yang sedang saya alami dan menjadikannya sebagai pelajaran mahal untuk kedepannya, dan untuk ukuran kualitas sebuah film dalam negeri penyelamat itu datang bukan lagi berbentuk otot kekar yang mampu menghancurkan sebuah tembok yang maha kuat namun hanya berupa hati yang terkadang mampu dengan mudah melunakkan semua jenis halangan. dan tahun 2010 ini diawali dengan baik oleh film ini, meski sayang kemaren saya belum sempat untuk menyaksikannya di gedung bioskop yang kini saya saksikan lewat home video.

bagi penyuka film romantis, tidak banyak yang saya rekomendasikan bila film yang dimaksud adalah film dalam negeri. namun apapun itu, film ini jelas menempati lima besar film romantis indonesia satu dekade terkahir ini, jadi apakah patut dikoleksi? jawabannya adalah wajib..

Movie review : Hachiko : A Dog's Story [2010]


Sinopsis : sepulang dari kerja, Profesor Wilson [Richard Gere] mendapati seekor anjing yang tersesat. berusaha ingin mengembalikannya, kemudian anjing lucu ini malah diadopsi oleh Wilson. anjing ini pun kemudian diberi nama Hachi sesuai dari nama dalam bahasa jepang yang terdapat dikalungnya, kedekatan keduanya terus terjalin hingga maut memisahkan keduanya.
.
Cast : Richard Gere (Parker Wilson), Sarah Roemer (Sarah Wilson), Joan Allen (Cate Wilson), Robert Capron (Student), Jason Alexander (Carl), Cary-Hiroyuki Tagara (Ken), Kevin DeCoste (Ronnie), Forest (Hachiko).
.
Sutradara : Lasse Halstrom
Naskah : Sthepen P. Lindsey, Kaneto Shindo
Tanggal Rilis : 08 Agustus 2009 [Jepang]
Durasi : 93 Menit
Genre : Drama, Family
Tagline : A True Story Of Faith, Devotion And Undying Love
Distributors : Inferno Distributions
.
Komentar kami : Sebuah drama yang pada awalnya saya pikir akan sangat membosankan diubah dengan cerdik oleh film ini, okelah sebelum saya menulis kalimat diatas terlebih dahulu berburu opini dari blog film sebelah untuk mengetahui lebih jauh tentang kehebohan film ini yang katanya mampu menguras air mata. barulah kemudian saya mencoba untuk nonton akibat dari beberapa opini yang saya dapatkan tersebut, dan barulah saya menulis kalimat diatas. bagi yang yang sudah familiar dengan kisah nyata anjing yang diberi nama Hachiko sesuai dengan nama dalam kalungnya ini pasti akan merasakan dampak luar biasa terhadap film ini, apalagi bagi yang suka dan sedang memelihara hewan tersebut pastinya akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa terhadap film ini. namun saya sendiri lain dari kriteria tersebut, meski bagi saya sebagai penikmat film haruslah fair dalam menilai sebuah tayangan sinematik.

kemudian opini pun muncul untuk mengatakan bahwa film ini memang sangat baik, "akting" Hachiko sangat pas untuk membantu mereka yang tidak mempunyai atau memelihara seekor anjing supaya dengan mudah memahami apa yang dipikirkan oleh Hachi, Richard Gere seperti biasa cukup memberi sosok karismatik seorang profesor dalam cerita film ini hingga kedekatannya dengan Hachi. tema yang sederhana tak lantas membuat film ini menjadi monoton dan ditinggal penontonnya, kesetiaan Hachi untuk terus mengantarkan majikannya ke sebuah stasiun kota lalu pulang dan jam 5 sore Hachi pun sudah menunggu tuannya di stasiun adalah pelajaran yang baik hingga bahkan mulai dilupakan oleh manusia.

balas jasa yang diberikan oleh Hachi atas pertolongan dan cinta dari sang profesor membuat Hachi rela sembilan tahun menunggu distasiun menanti kedatangan tuannya yang telah lama wafat karena serangan penyakit adalah harga yang sangat mahal untuk ditemukan dalam era modern ini, apalagi kita sebagai manusia khususnya Indonesia sudah mulai tergerus budaya sosial dan merubahnya dengan sikap individualis membuat tokoh Hachi seakan sebuah pesan kronis untuk direnungkan.

bagi pencinta film drama, hewan, dan film tentang hewan, jelas film ini harus masuk daftar list koleksi anda. eniwey, sayangilah apapun hewan peliharaan anda karena bagaimanapun sebenarnya mereka juga butuh kasih sayang dari kita. pesan ini juga saya dapatkan dari film tentang hewan sebelumnya yaitu How To Train Your Dragon, tak ada perbedaan diantara keduanya kecuali animasi tentunya.


Sinopsis : Selama pendudukan Amerika di Baghdad tahun 2003, Kepala Perwira Roy Miller (Matt Damon) dan tim inspektur Angkatan Darat dikirim untuk menemukan senjata pemusnah massal yang diyakini disimpan di padang pasir Irak. Melacak situs bom berbahaya, para perwira ini mencari agen kimia berbahaya namun tersandung pada hambatan yang dapat membatalkan misi mereka. Dipusingkan oleh jadwal operasi yang dipercepat, Miller harus memburu agen tersebut melalui intelijen rahasia dan tersembunyi untuk mendapatkan jawaban yang jelas tentang kejahatan perang di wilayah yang tidak stabil. Dan saat keadaan makin memanas, Miller menemukan senjata yang paling sulit dipahami dari semuanya yaitu kebenaran
Penggalan Cuplikan Dari Film Green Zone [2010]


Review : Bicara film Green Zone tak ubahnya ketika kita sedang mengulik kembali franchise Bourne yang mengusung pemain, sutradara, dan beberapa element lainnya dalam film tersebut. namun disini Matt Damon bukanlah penderita amnesia, karena Miller (Damon) adalah pasukan khusus yang bertugas di Irak untuk mencari keberadaan sebuah senjata Kimia/Biologi. sejak peristiwa 9/11 Amerika memang giat dalam memerangi teroris ke seluruh penjuru bumi, namun khsusus film ini ada pandangan berbeda tentang perang yang sebenarnya dikumandangkan oleh negeri paman sam. sebuah usaha yang berujung kontroversial memang, namun bisa jadi hal tersebut memang kebenaran yang belum kita pahami.

Akting Matt Damon cukup baik disini menandakan bahwa Paul merupakan penyelamat setelah beberapa kali main difilm lainnya yang ternyata kurang direspon positif oleh beberapa kalangan, setelah sukses menghidupkan karakter Bourne yang dingin namun mematikan di film ini Damon juga lumayan berhasil menghidupkan karakter Miller yang kerap mempertanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi dibalik misi yang berujung nihil tersebut. sebagai musuh, Yigal Naor juga terlihat bengis namun tenang dengan prinsip yang dianutnya. begitu pula dengan pemeran reporter, Agen CIA, dan pemegang kunci anatara Irak dan Amerika, semuanya bermain baik.

Secara teknis, setting Irak yang ditampilkan disini merupakan visualisasi yang sangat mengagumkan dan tampak real. padahal perlu diketahui, tampilan Irak disini bukanlah Irak yang sebenarnya alias syuting ditempat lain diluar Irak. point tersebut nampak terjalin dengan baik apalagi dengan tambahan score dari John Powell yang memang ahli dalam meracik nada-nada tegang dan mencekam untuk mendukung feel dalam filmnya, selain itu ciri khas Paul yaitu Handheld Camera tetap dipertahankan dalam film ini sehingga terciptalah suasana film yang digabung anatara kamera yang berdetak cepat secepat jantung berdebar diiringi oleh score yang mencekam yang terlihat juga dari suasana Irak yang tidak pasti dan penuh misteri karena sewaktu-waktu kita bisa celaka dibuatnya.

Well, pada akhirnya tema yang sensitif ini tetap menghantui penghasilan film ini hingga detik ini. karena melihat Hurt Locker yang meraih enam Oscar saja tidak laris yang padahal temanya sudah bersahabat dengan Amerika, apalagi dengan tema sesensitif seperti karya Paul ini. namun meski begitu film ini tetap baik dan sangat direkomendasikan untuk ditonton baik bila dibioskop sudah mabis masa tayangnya maka home video merupakan jalan selanjutnya. karena sepertinya harga Blu Ray dan DVD sekarang semakin murah saja demi menarik minat konsumen untuk mengoleksinya kelak.

Pemain : Matt Damon (Roy Miller), Yigal Naor (General Al-Rawi), Nicoye Banks (Perry), Said Faraj (Seyyed Hamza), Jerry Della Salla (Wilkins), Sean Huze (Conway).
Sutradara : Paul Greengrass
Naskah : Brian Helgeland dan Rajiv Chandrasekaran
Tanggal Rilis : 12 Maret 2010
Durasi : 115 Menit
Genre : Action, Drama, Thriller, War.
Tagline : "Chief Warrant Officer Roy Miller is done following orders"
Distributor : Universal Pictures
Rating : R





Sepuluh Film Terlaris Minggu ini ( 9 - 11 April 2010)

01. Date Night : $ 27.100.000
02. Clash Of The Titans : $ 26.857.000
03. How To Train Your Dragon : $ 25.350.000
04. Tyler perry's Why Did I Get Married Too? : $ 11.000.000
05. Last Song : $ 10.000.000
06. Alice In Wonderland : $ 5.600.000
07. Hot Tube Time Machine : $ 5.430.000
08. The Bounty Hunter : $ 4.300.000
09. Diary Of A Whimpy Kid : $ 4.100.000
10. Letters To God : $ 1.250.000


Note : Dua film baru yang dirilis minggu ini saling bertolak belakang dari sisi komersialnya, ada Date Night yang langsung menempati posisi pertama alias sukses menjungkalkan Clash Of The Titans yang minggu kemaren berada di urutan nomer wahid, ada juga Letters To God yang berada paling bawah (nomer 10) dalam perolehannya minggu ini. sementara itu kumpulan naga-naga lucu How To Train Your Dragon masih tetap perkasa dalam mengais duit penonton, begitu pula yang dialami oleh Perseus yang meski ceritanya dianggap buruk namun perolehan box office-nya tidaklah begitu anjlok. tinggal nunggu pasukan nekad menendang bokong-bokong begundal tengik dalam Kick Ass minggu depan, meski kayaknya susah untuk masuk ke bioskop indonesia secepat dan se-up to date Clash Of The Titans, Alice In Wonderland, dan How To Train Minggu-minggu kemaren, namun siapa tau??

Movie Review : Moon - [2009]

Sinopsis : Film ini pada awalnya menampilkan footage berupa tampilan berita TV bahwa Di masa depan, umat manusia yang mengalami krisis energi, menemukan sumber tenaga baru bernamaHelium-3, sebuah sumber tenaga yang cadangan daya terbesarnya ada di bulan. Sam Bell (Sam Rockwell) adalah astronot, pegawai perusahaan penambang Lunar Industries. Ia dikontrak selama 3 tahun untuk menambang mineral di sana. Sam ditempatkan seorang diri tanpa rekan di stasiun luar angkasa. Satu-satunya teman yang dapat diajak berkomunikasi, adalah komputer dengan kecerdasan buatan bernama Gerty (Kevin Spacey). Hanya tersisa dua pekan masa tugasnya berakhir setelah 3 tahun bekerja di Bulan. Pada sebuah inspeksi rutin di permukaan bulan, tiba-tiba Sam merasa tak enak badan. Ia mengalami sakit kepala yang hebat dan berhalusinasi dan kemudian menabrak truk besar didepannya. Saat tersadar, Sam mendapati dirinya sudah kembali berada di stasiun. Dari sinilah keanehan mulai terjadi, dengan waktu yang tersisa, ia coba menguak misteri ini.

Cast : Sam Rockwell (Sam Bell), Kevin Spacey (GERTY), Dominique McElligott (Tess Bell), Rosie Shaw (Little Eve), Andrienne Shaw (Nanny).
Sutradara : Duncan Jones
Naskah : Nathan Parker dan Duncan Jones
Tanggal Rilis : 17 July 2009 [UK]
Durasi : 97 Menit
Genre : Drama, Mystery, Sci-Fi, Thriller.
Tagline : "The Last Place You’d Ever Expect To Find Yourself"
Distributors : Liberty Film, UK

Komentar Kami :  Angkasa adalah sebuah dunia luas yang sangat misterius, batas dunia ini begitu menakutkan hingga banyak kalangan menyimpulkan beberapa hal tentangnya. wahana luar angkasa juga menjadi ladang ilmu pengetahuan baru yang tidak bisa ditemukan di dunia, hingga banyak negara adikuasa berlomba-lomba untuk "menguasainya". film ini bisa dibilang ingin mengakomodasi hal tersebut dari sisi psikis para astronout-nya, dan itulah kekuatan dari film yang dibintangi oleh Sam Rockwell ini. film Moon bukanlah film dengan biaya se-raksasa Armageddon yang popcorn, bukan pula wah hingga mampu menjangkau antar galaxy seperti Star Wars, dan bukan pula begitu menakutkan seperti film Alien. film ini mencoba mencari alternatif lain yaitu thriller-psikologis, yaitu mengetengahkan faktor psikis atronout yang sendirian diluar angkasa selama tiga tahun.

Sebagai film kecil, cerita yang diracik oleh Nathan Parker dan Duncan Jones sendiri begitu apik. hal ini kembali membangunkan kita bahwa tak perlu biaya raksasa untuk membuat sebuah film fiksi ilmiah berkualitas tinggi, hanya dengan bermodal naskah yang baik maka film ini pun menjadi contoh yang harus dipikirkan lagi oleh sutradara-sutaradra sci-fi lainnya. apalagi jika mengkaitkan secara ilmiah bahwa diluar angkasa issue tentang alien masihlah simpang siur kebenarannya, yang kemudian dalam film ini kita mengenalnya hanya akibat dari halusinasi. faktor-faktor ilmiah di film ini masih lebih baik daripada film sci-fi besar lainnya yang berbiaya besar, seperti ruang hampa udara, kendaran luar angkasa, dan sulitnya terjadi percikan api, dan lain-lain.



Sam Rockwell yang kita ketahui pernah main di film Hitchhiker's Guide To The Gal;axy [2005], Frost/Nixon [2008], Charlie's Angel [2000], dan Green Mile [1999] serta akan kembali muncul tahun ini dalam Iron Man 2 sebagai Justin Hammer menjadi tugas yang berat baginya, apalagi di film ini Sam memenuhi 90% durasi filmnya sebagai atronout yang mengalami gangguan psikologis berat. namun semua itu dilahapnya dengan baik, aktingnya bagus dan sangat meyakinkan. kita seakan-akan menebak bahwa dia sedang mengalami halusinasi, namun kejutan dibelakang siap membuat anda tahu bahwa terkadang Sam bukan hanya mengalami halusinasi biasa. selanjutnya adalah Kevin Spacey yang kita ketahui pernah menjadi musuh Superman Returns [2006] yaitu sebagai Lex Luthor, disini dia hanya meminjamkan suaranya saja sebagai robot pintar bernama Gerty. namun meski begitu, suaranya sangat membantu feel film ini.

Finally, film tentang kesendirian diluar angkasa yang luas namun terasa sangat sempit ini begitu luar biasa dengan dukungan penuh Sam dan Gerty yang 90% mengisi film ini, dan disokong pula dengan detail-detail luar angkasa yang bisa dipertanggung jawabkan keilmiahannya membuat film ini selalu dikaitkan dengan 2001 : Space Oddysey yang terkenal itu. bagi penyuka film sci-fi dan film tentang psikologi, film ini sangat direkomendasikan untuk dikoleksi sebagai tontonan home video bersama keluarga anda.


Movie Review : Clash Of The Titans [2010]


Akhir-akhir ini kebiasaan keluar kota membuat kesehatan saya agak terganggu, sabtu-minggu kemaren saja saya 12 jam bermotor bersama rombongan temen2 NJIC dari Probolinggo-Bondowoso-Jember-Probolinggo-Bondowoso-Jember membuat punggung serasa remek. Namun diluar itu, saya mendapat hiburan berharga bersama temen2 SMA tersebut. Well, ngomongin April ini apalagi dikaitkan dengan film, belum apa-apa Indonesia sudah kebagian jadwal lebih dulu film Clash Of The Titans yang akan saya bahas kali ini. Jujur list selanjutnya saya tidak begitu yakin bisa melahapnya dengan sukses dibioskop, Ada Kick Ass yang sepertinya akan susah masuk ke bioskop tanah Air terutama Surabaya, terutama setelah melihat kasus Green Zone yang hingga hari ini belum ada kepastian untuk diputar dibioskop2 kota Pahlawan, Menebus Impian meski tetap ditunggu namun kekecewaan nonton Sang Pemimpi masih saja terngiang di otak untuk mempertimbangkan film ini secara lebih matang lagi, sisanya hanyalah A Nightmare On Elm Street yang dipastikan akan ditonton bulan Mei meski dirilis tanggal 30 April 2010.

Daftar film yang bertema Kolosal/Epic/Fantasy/Period/Medieval Time tahun ini semakin menumpuk, belum juga lelah ini hilang setelah berkuda bersama True Legend, 14 Blades, Confucius, The Wolfman, Alice In Wonderland 3D, dan How To Train Your Dragon 3D (khusus judul terakhir kuda diganti dengan Naga), kini dibulan April kita kedatangan oleh sebuah Epic kolosal Fantasy bertema tentang Mitology Yunani. Clash Of The Titans di Indonesia dirilis tanggal 1 April 2010, alias lima hari yang lalu. Film ini dibagi menjadi dua versi yaitu 2D dan 3D, untuk Jawa timur versi 2D bisa dinikmati diberbagai bioskop di Surabaya sedangkan yang 3D hanya diputer di Sutos XXI yang itupun mendapat jatah sore hari karena pada siangnya memutar film How To Train Your Dragon 3D. Saya nonton yang 2D karena alasan filmnya lebih asyik ditonton secara 2D daripada 3D akibat saya sering pusing bila memakai Kacamata 3D.



Clash Of The Titans adalah remake dengan judul yang sama yang dirilis pada tahun 1981 yang lalu, tentu dengan alasan untuk mengenalkan kepada generasi muda serta dengan bantuan teknology yang semakin canggih hingga dapat dengan baik dalam mengaburkan batas real dan effect komputer maka remake adalah ide yang kemudian dianggap paling menarik selain meraih keuntungan tentunya. Usaha yang sah memang, meski hal itu akan menjadi tanggung jawab yang sangat besar serta sangat sensitif apalagi bila pada saatnya nanti filmnya dianggap gagal. Tentu hujatan dan makian dari kritikus dan pengamat film seantero dunia akan menjadi daftar list mimpi buruknya sepanjang karier, faktor pendukung yang sudah pasti disukai oleh penonton adalah special effect yang sudah semakin banyak berkembang dan semakin merajalela dalam perfilman Hollywood beberapa thaun terakhir. Salah satu teknology terdepan yang sedang hangat-hangatnya adalah 3D, selain film ini saja tahun 2010 kita telah melewati 2 film 3D yaitu How To Train Your Dragon yang bryllian dan Alice In Wonderland yang pas-pasan karena model 3D-nya adalah konversi dari hasil kamera standard yang kemudian dijadikan tayangan 3D. 

Clash Of The Titans [2010]
Sinopsis : Terlahir dari dewa namun dibesarkan sebagai manusia, Perseus (Sam Worthington) tidak berdaya untuk menyelamatkan keluarganya dari Hades (Ralph Fiennes), dewa neraka yang penuh dendam. Dengan segala yang tersisa, Perseus sukarela memimpin misi yang berbahaya untuk mengalahkan Hades sebelum merebut kekuasaan dari Zeus (Liam Neeson). Memimpin sekelompok prajurit gagah berani, Perseus menuju ke dunia terlarang. Berperang melawan setan dan hewan-hewan menakutkan, ia hanya akan bertahan jika dia dapat menerima kekuatannya sebagai seorang dewa, menantang nasib dan menciptakan takdirnya sendiri

Cast : Liam Neeson (Zeus), Ralph Fiennes (Hades), Gemma Artenton (Io), Jason Flemyng (Calibos/Acrisius), Izabella Miko (Athena), Sam Worthington (Perseus), Alexa Davalos (Andromeda), Luke Evans (Apollo).

Sutradara : Louis Leterrier
Naskah : Travis Beacham
Tanggal Rilis : 01 April 2010 [Indonesia]
Durasi : 118 Menit
Genre : Action, Adventure, Fantasy, Romance, Family
Tagline : The Clash Begins 2.4.2010
Distributors : Warner Bross Picture

Sebelum saya nonton film ini, saya terlebih dahulu berburu review dan penilaian tentang film ini didunia maya. Dari beberapa blog film yang saya baca rata-rata menilai film ini kurang begitu recommended, lalu mengapa saya masih menonton film ini? Pertanyaan tersebut juga beberapa kali mengahantuiku yang pada akhirnya saya memberanikan diri berteriak bahwa saya nonton film ini hanya karena ingin mencari hiburan mata, melihat beberapa scene dari trailernya saya yakin bahwa film ini akan menyajikan tayangan penuh effect yang pasti akan memanjakan mata yang beberapa hari terakhir sering terlalu lelah karena menatap layar laptop dan terkena angin sewaktu mengendarai motor. Dan benar saja ternyata film ini memang sekilas lumayan memanjakan mata saya dengan effect-effect dunia fantasy tempoe doeloe yang aneh dan unik tersebut, namun bila ngomong ukuran jelas Avatar masih tetap nomer satu.

Menyorot tentang kualitas naskah atau cerita film ini, dengan berat hati saya nilai sangat kurang menantang bila tidak mau dibilang jelek. begitupun dengan akting pemainnya yang sangat standard, Liam Nesson masih lebih bijaksana di film Narnia, Ralph Fiennes angin berlalu, Gemma Artenton? wajahnya bikin film ini menjadi tertolong sedikit kecuali aktingnya yang masih harus ditambah jam terbangnya. setuju dengan reviewer blog-blog film tetangga sebelah, film ini kurang begitu recommended kecuali anda hanya ingin mencari hiburan bak-bik-buk dengan Kraken, Scorpiok, dan Medusa yang kali ini dibuat menyeramkan mirip film Susanna berjudul Petualangan Cinta Nyi Blorong yang saya tonton beberapa hari yang lalu


Related Posts with Thumbnails
top